MADIUN, Jawa Pos Radar Madiun - Ratusan pendekar dari lima organisasi perguruan silat tumplek blek di Desa Sidorejo, Kecamatan Kebonsari, Kabupaten Madiun, Minggu (31/3). Mereka menggelar ngabuburit dan bagi-bagi takjil kepada masyarakat yang melintas di sekitar lokasi. Acara terlebih dahulu dibuka dengan aksi pertunjukan bela diri sebagai sarana hiburan.
“Melalui Ngabuburit dan Bagi Bagi Takjil, kami ingin berusaha menghilangkan stigma negatif masyarakat, terkait dengan pencak silat,” kata Kepala Desa Sidorejo Ana Setyawati. Satu persatu pesilat dari masing-masing perguruan tersebut unjuk gigi memamerkan pertunjukan seni bela diri hingga atraksi ekstrem. Mulai dari senam kampung pesilat yang dilakukan bersama-sama dari perwakilan masing-masing perguruan.
Kemudian atraksi berjalan hingga berguling di atas pecahan kaca, serta bermain siraman air keras dengan tangan kosong. Aksi tersebut menyita perhatian pengguna jalan setempat. Kegiatan itu juga mendapat pengawalan ketat dari petugas kepolisian setempat. Dirinya mengungkapkan, selama ini organisasi pencak silat yang ada di Kabupaten Madiun tak lepas dari kesan tawuran, ataupun berkelahi.
“Kami buktikan di Desa Sidorejo, kegiatan ini sangat mendukung. Serta menjadi pondasi dan keamanan Desa Sidorejo. Semoga bisa menjadi contoh di daerah lain,” ucapnya. Ana berharap, semoga dapat mempererat silaturahmi antar masyarakat, maupun sesama anggota organisasi pendekar di Bumi Kampung Pesilat.
“Sekitar 600 takjil kami bagikan. Ini swadaya dari anggota perguruan, pemerintah desa serta melibatkan pelaku UMKM,” pungkasnya. Kegiatan tersebut pun disambut respon positif dari masyarakat. Dahlan Effendi, salah seorang warga setempat mengapresiasi terselenggaranya kegiatan sosial dari lintas organisasi pencak silat.
“Sebagai warga Madiun yang selama ini Madiun dikenal sekali dengan banyaknya ricuh, kerusuhan antar pesilat, dan hari ini saya sangat terharu dengan kegiatan positif ini. Semoga tetap guyub rukun satu sama lain,” tuturnya. (ryu/naz)
Sumber:
Social Plugin